Kategori
Regional

Klaster Tilik di Bantul Terus Bertambah, 28 Positif COVID-19

Klaster Tilik di Bantul Terus Bertambah, 28 Positif COVID-19

virus - Klaster Tilik di Bantul Terus Bertambah, 28 Positif COVID-19

Di lansir dari coca-intl.org, jumlah kasus dalam klaster tilik (menjenguk orang sakit) di Padukuhan Gayam, Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul terus bertambah. Setidaknya ada 28 warga yang di nyatakan positif COVID-19.

Di kutip dari insanity.us.com/, lonjakan ini terungkap setelah Dinas Kesehatan Bantul dan Puskesmas Dlingo merampungkan kontak tracing pada warga. Yang sampai saat ini berhubungan erat dengan pasien positif COVID-19.

1. Hasil swab PCR menunjukkan warga yang terpapar COVID-19 bertambah

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santosa, mengatakan bahwa tracing kontak erat telah di lakukan. Warga yang berhubungan erat dengan pasien positif COVID-19 pun telah di-swab PCR. Hasilnya, kasus konfirmasi positif COVID-19 dari 13 kasus bertambah menjadi 28 kasus.

“Untuk kasus sudah kita lacak semua dan di ambil uji swab. Hasilnya ada tambahan warga yang positif COVID-19. Sehingga totalnya saat ini sudah mencapai 28 warga yang positif COVID-19”. Kata beliau saat di hubungi langsung melalui sambungan telepon.

2. Masuk zona merah, kegiatan kemasyarakatan di batasi

Pria yang akrab di sapa dr. Oki ini menjelaskan vahwa, karena ada lebih dari 10 rumah yang terkena kasus positif COVID-19. Maka sesuai zonasi PPKM mikro yang berlaku untuk yang positif COVID-19 masuk zonasi merah. Sehingga ada pembatasan kegiatan kemasyarakatan di dusun tersebut.

“Dengan pembatasan kegiatan di harapkan tidak ada lagi penularan COVID-19. Warga yang positif COVID-19 menjalani isolasi,” ujarnya.

3. 28 warga terpapar COVID-19 sudah masuk kategori klaster

Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa kejadian dari 28 warga dalam satu dusun terpapar COVID-19 tersebut, sudah masuk dalam kategori klaster. Pasalnya dalam satu keluarga ada yang tertular dari tokoh tersebut dan berlanjut dengan tertularnya warga di dusun tempat orang tersebut tinggal.

“Klaster itu bisa saja terjadi, di karenakan sudah ada lebih dari dua (orang) atau lebih dari satu sumber penular. Penularan keluarga itu pun juga bisa di kategorikan sebagai klaster,” kata beliau.

Kategori
Regional

Merapi Status Siaga, Objek Wisata Pantai di Bantul Diserbu Wisatawan

Merapi Status Siaga, Objek Wisata Pantai di Bantul Diserbu Wisatawan

Merapi Status Siaga, Objek Wisata Pantai di Bantul Diserbu Wisatawan – Wisatawan memenuhi sejumlah objek wisata pada Kabupaten Bantul pas‎ca naiknya status Gunung Merapi dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III). Kenaikan status Merapi itu terbarengi dengan penutupan objek wisata yang berada pada radius lima kilometer dari puncak Gunung Merapi. Kondisi itu membuat banyak wisatawan mengalihkan tujuannya ke objek wisata pantai  Bantul.

Ribuan wisatawan mulai memadati sejumlah objek wisata pantai mulai dari Pantai Parangtritis, Depok, Gua Cemara hingga Pantai Baru yang ada pada Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul.

1. Sejak Sabtu (7/11/2020) hingga Minggu (8/11/2020) Pantai Parangtritis terpadati wisatawan‎

Merapi Status Siaga, Objek Wisata Pantai pada Bantul Terserbu WisatawanAnggota Sar Satlinmas Wilayah III Bantul. Ali Joko Sutanto.IDN Times/DaruwaskitaAnggota Sar Satlinmas Wilayah III, Kabupaten Bantul, Ali Joko Sutanto mengatakan sejak hari Sabtu (7/11/2020) hingga Minggu (8/11/2020) terjadi lonjakan wisatawan perbedaan libur akhir pekan seperti biasanya.

Melansirkan dari http://162.241.119.31/.”Banyak wisatawan dari luar kota baik yang menggunakan mobil pribadi maupun bus terus berdatangan. Demikian saat hari Sabtu (7/11/2020) kemarin wisatawan juga sangat banyak,” katanya saat menghubungi melalui sambungan telepon, Minggu (8/11/2020).

Mantan Koordinator Sar Satlinmas Wilayah III Bantul ini mengaku tak hanya wisatawan yang menggunakan mobil pribadi maupun bus wisata, banyak juga penggowes yang sejak pagi sudah masuk ke Pantai Parangtritis. Namun yang terbanyak adalah wisatawan yang menggunakan mobil pribadi atau bus wisata yang kebanyakan dari luar Yogyakarta.

“Kalau terlihat dari pelat nomor kendaraan banyak yang berasal dari luar Yogyakarta,”ucapnya.

“Mungkin ini juga dampak dari status Gunung Merapi yang menaikkan dari waspada ke siaga yang terikuti dengan penutupan sejumlah objek wisata yang berada pada kawasan rawan bencana erupsi Gunung Merapi,” katanya

2. Wisatawan pada Pantai Depok juga melonjak meski baru saja terlanda gelombang pasang‎

Tak hanya pada Pantai Parangtritis, wisatawan yang berkunjung ke Pantai Depok juga mengalami kenaikan signifikan. Hal ini bisa terlihat dari kantong-kantong parkir baik mobil maupun sepeda motor lumayan penuh. “Membandingkan libur akhir pekan seperti biasanya, hari ini kunjungan wisatawan meningkat tajam,” ujarnya.

“Kalau untuk data pasti berapa banyak pengunjung saya tidak tahu. Namun saya pastikan jumlah wisatawan melonjak tajam. Ribuan wisatawan yang saat ini berkunjung ke Pantai Depok, apalagi Pantai Parangtritis,” katanya.‎

Meski terkabarkan terjadi gelombang pasang yang menerjang rumah makan seafood yang ada pada Pantai Depok, wisatawan tidak terlihat takut. “Kondisi gelombang normal dan rumah makan seafood yang sempat rusak sudah terbenahi sehingga tidak ada kesan kerusakan akibat terterjang gelombang pasang,” ucapnya.

3. Tim gabungan ingatkan wisatawan untuk menerapkan protokol kesehatan‎

Sementara itu Komandan Pos Angkatan Laut (Posal) Pantai Samas, Serma MES Surawal mengatakan dari pemantauan yang melakukan ke Pantai Samas hingga Pantai Baru juga terjadi lonjakan wisatawan yang cukup banyak membandingkan libur akhir pekan sebelumnya. “Kalau ini hampir semua pantai yang ada pada wilayah Barat Kabupaten Bantul ramai. Mulai dari Pantai Gua Cemara hingga Pantai Kuwaru,” ujarnya.

Tim gabungan yang mentempatkan pada sejumlah pantai, kata Surawal, juga selalu memberikan imbauan kepada wisatawan untuk menerapkan protokol kesehatan dengan 3 M yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pada air yang mengalir dengan sabun. “Kita perketat pelaksanaan protokol kesehatan apalagi jumlah wisatawan melonjak cukup banyak yang berpotensi terjadinya penularan COVID-19 pada objek wisata,” katanya.‎