Jangan Lupakan Sejarah! Ini 11 Sosok Pahlawan Nasional dari Sumut
Jangan Lupakan Sejarah! Ini 11 Sosok Pahlawan Nasional dari Sumut – Ada ratusan Pahlawan Nasional Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beberapa antaranya berasal dari Sumatera Utara.
Ini 11 tokoh Sumatera Utara yang sudah tetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
1. Sisingamangaraja XXI
Pahlawan ini lahir pada kelahiran tanah batak pada Bakara pada 1849, wafatnya pada Dairi 1907.
Sisingamangaraja XXI pernah menjadi pemimpin batak yang populer, d’irinya menggantikan ayahnya bernama Ompu Sohahuaon.
D’irinya melakukan gerilyawan untuk melawan kolonial Belanda lansirkan dari http://162.241.119.31/
2. T. Amir Hamzah
Pahlawan ini merupakan sosok Pangeran Indra Poetera yang sastrawan Indonesia angkatan Poedjangga Baroe dan Pahlawan Nasional Indonesia.
Tengkoe Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 pada Tanjung Pura daerah dengan tradisi sastra yang kuat. Langkat, Sumatera Utara.
Sehingga d’irinya sendiri memiliki kecintaan akan sejarah, adat-istiadat, dan pengetahuan sastra semakin bertumbuh.
Nah, buat Amir Bahasa Indonesia sebuah simbol dari kemelayuan, kepahlawanan, dan juga keislaman. Rasa cintanya terjadap Indonesia tertuangkannya lewat syair-syair yang indah.
Pada waktu wafatnya pada tanggal 20 Maret 1946 pada Kwala Begumit, Binjai, dan menetapkan dirinya sebagai pahlawan nasional pada tahun 1975.
3. Adam Malik
Pahlawan ini merupakan mantan Wakil Presiden Indonesia yang ketiga dan pernah menjadi Menteri pada beberapa bidang, termasuk Menteri Luar Negeri.
Lahirnya pada Pematangsiantar, 22 Juli 1917. Adam Malik mentetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 1998.
4. Djamin Ginting
Selanjutnya, ada pahlawan bernama Letjen. Djamin Ginting lahir pada Desa Suka, Tiga Panah, Kabupaten Karo pada 12 Januari 1921.
Pahlawan ini merupakan suku Karo bermarga Ginting. D’irinya merupakan tokoh pejuang kemerdekaan yang menentang pemerintahan Hindia Belanda pada Tanah Karo.
Selain itu, cerita punya cerita Djamin seorang petinggi TNI yang berhasil menumpas pemberontakan Nainggolan pada Medan pada April 1958.
Djamin Ginting wafat tidak pada Indonesia. Namun, pada Ottawa, Kanada pada tanggal 12 Januari 1921. Sehingga ia terangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 7 November 2014.
5. T.B Simatupang
Untuk pahlawan ini merupakan suku batak yang bernama lengkapnya adalah Tahi Bonar Simatupang, lahir pada 28 Januari 1920 pada Sidikalang, Sumatera Utara.
D’irinya pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia (KASAP) hingga tahun 1953. Sehingga T. B. Simatupang yang memberikan gelar sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2013. Wafatnya pada tanggal 1 Januari tahun 1990, pada Jakarta.
Nah, untuk mengenang jasanya. Wajah beliau mengabadikan pada pecahan uang logam pecahan Rp500 pada tanggal 16 Desember 2016.
6. Abdul Haris Nasution
A. H. Nasution berpangkat Jenderal TNI, yang menjadi salah satu sasaran dalam pembantaian Gerakan 30 September.
Tak hanya d’irinya yang menjadi korban. Namun, putri kesayangannya juga ikut menjadi korban saat peristiwa G30S PKI, Ade Irma Suryani dan ajudannya, Lettu Pierre Tandean.
Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI, juga Panglima Angkatan Perang RI, sehingga teranugerahi gelar Pahlawan Nasional pada November 2002.
Ferdinand Lumabntobing kelahiran Sibolga pada 19 Februari 1899, yang merupakan seorang dokter, politis sekaligus juga pejuang hak asasi pasukan buruh pada Indonesia.
D’irinya lulusan sekolah dari kedokteran STOVIA, yang pernah menjabat sebagai menteri padaberbagai departemen. Seperti Menteri Penerangan, Menteri Hubungan Antar Daerah, Menteri Transmigrasi dan Menteri Kesehatan.
Nah, selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai pemimpin pada Sumatera Utara atau Gubernur Sumatera Utara.
8. KH. Zainul Arifin
Pahlawan ini merupakan seorang putra tunggal dari raja Barus, yaitu Sultan Ramali bin Tuangku Raja Barus Sultan Sahi Alam Pohan dengan perempuan bangsawan asal Kotanopan, Mandailing, Siti Baiyah boru Nasution.
D’irinya kelahiran Tapanuli Tengah pada tahun 1909. Dalam masa hidupnya, beliau merupakan seorang politisi dan gerilyawan.
9. Mayjen. D. I. Pandjaitan
Donald Izacus Pandjaitan, atau lebih kenal dengan D. I. Pandjaitan, merupakan salah satu pahlawan revolusi Indonesia berdarah batak, yang lahir pada Balige, 19 Juni 1925.
D. I. Pandjaitan merupakan seorang Jenderal Angkatan Darat yang menjadi salah satu korban pembantaian pada Gerakan 30 September.
Sehingga d’irinya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada Oktober 1965. Dalam mengenang jasa-jasanya maka membangun Monumen Pancasila Sakti pada Lubang Buaya, Jakarta Timur.
10. Kiras Bangun
Kiras Bangun sosok Pahlawan Nasional Indonesia, bersuku Karo. IA juga kenal dengan nama Garamata.
D’irinya lahir pada tahun 1852 pada Batu Karang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Perjuanganya kenal sebagai penentang penjajahan Belanda dengan menggalang kekuatan lintas agama pada Sumatera Utara dan Aceh.
Pada akhir perjuangannya kemudian membuang ke Cipinang bersama kedua anaknya. Selanjutnya, Beliau pun gugur pada 22 Oktober 1942 dan makamkan ke Desa Batukarang dan teranugrahi gelar Pahlawan Nasional pada 9 November 2005.
Nah, buat kamu tetap update pada jaman saat ini. Namun, jangan sekali-kali melupakan sejarah atau yang singkat “Jas Merah” yang mencetus oleh A.H Nasution.
Seperti yang katakan Presiden pertama, Bung Karno saat pidato “Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah!” pada 17 Agustus 1966.
11. Prof. Drs. Lafran Pane
Pahlawan ini merupakan anak keenam keluarga Sutan Pangurabaan Pane dari istrinya yang pertama.
D’irinya merupakan sosok pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) yang lahir pada 5 Februari 1922 pada Padang Sidimpuan, Tapanuli Selatan Sumatera Utara dan Wafat pada 25 Januari 1991 pada Yogyakarta.
Beliau juga menjadi salah satu sarjana ilmu politik pertama pada Indonesia, selanjutnya Lafran Pane lebih tertarik pada lapangan pendidikan dan keluar dari Kementerian Luar Negeri dan masuk kembali ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada tahun lalu pada 2017. Beliau tetapkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai pahlawan nasional yang kenal sangat sederhana.
Buat kamu tetap update ya pada jaman saat ini. Namun, jangan sekali-kali melupakan sejarah atau singkat “Jas Merah” yang tercetus oleh A.H Nasution.
Seperti yang katakan Presiden pertama, Bung Karno saat pidato “Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah!” pada 17 Agustus 1966.